Mazhab Jumhur ada Empat, Mazhab yang Kelima Mazhab Apa
Mazhab Jumhur ada Empat, Mazhab yang Kelima Mazhab Apa
Mazhab yang
anda maksud sebenarnya adalah mazhab dalam dunia fiqih. Jumlah mazhab fiqih itu
pada dasarnya sangat banyak, tidak terbatas hanya pada 4 mazhab atau 5 mazhab
saja.

Yang sangat
besar pengaruhnya dan bisa tetap bertahan hingga kini, memang boleh dikatakan
hanya sebatas yang empat itu saja. Yaitu mazhab Al-Hanafiyah yang didirikan
oleh Abu Hanifah An-Nu'man bin Tsabit bin Zuwatha (80-150 H), mazhab
Al-Malikiyah yang didirikan oleh Al-Imam Malik bin Anas (93-179 H), mazhab
As-Syafi'i yang didirikan oleh Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi'i (150-204
H) dan mazhab Al-Hambali/ Al-Hanabilah yang didirikan oleh Al-Imam Ahmad bin
Hanbal As-Syaibani(163-241 H).
Keempat
mazhab ini selain punya manhaj yang sangat kuat dan tidak tergoyahkan, juga
dikuatkan oleh murid-muridnya yang juga tumbuh menjadi para mujtahid yang luas
biasa luas ilmunya. Mereka kemudian mendirikan pusat-pusat pengajaran syariah
di berbagai negeri, sehingga mazhab sang guru menjadi sedemikian populer dan
diperkaya dengan jutaan jilid buku fiqih para muridnya.
Hingga kini
di berbagai Universitas Islam seperti Al-Azhar Mesir, ilmu fiqih masih
diajarkan sesuai dengan keempat mazhab ini. Di mana puluhan ribu mahasiswa dari
berbagai penjuru dunia belajar fiqih lewat masing-masing jurusan ke-empat
mazhab ini secara formal.
Mazhab
Ja'fariyah
Selain
keempat mazhab fiqih yang sudah masyhur dan memang kokoh sepanjang zaman, ada
beberapa mazhab lain yang sebenarnya cukup besar, namun tidak sampai sebesar
yang empat itu.
Misalnya
mazhab Ja'fariyah, mazhab Azh-Zhaririyah, mazhab Al-Ibadhiyyahdan juga mahzab
Az-Zaidiyah.
Mazhab
Ja'fariyah ini didirikan oleh seorang yang bernama Al-Imam Abu Abdillah Ja'far
Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali
bin Abi Thalib (80-148 H). Juga ada tokohnya yang bernama Abu Ja'far Muhammad
bin Al-Hasan bin Farrukh (wafat 209 H), yang menjadi penyebar mazhab Syi'ah
Imamiyah.
Kita bisa
melihat mazhab Ja'fariyah atau mazhab Syi'ah Imamiyah ini dari dua sisi, yaitu
dari sisi aqidah yang memang berafiliasi kepada paham Syiah. Sedangkan yang
kedua, dari sisi fiqih yang sesungguhnya punya beberapa persamaan dengan fiqih
4 mazhab, meski tetap meninggalkan perbedaan paham fiqih yang prinsipil.
Dari segi
pemahan fiqih, beberapa perbedaan mahzab ini dengan fiqih ahlisunnah antara
lain:
Menghalalkan
nikah Mut'ah atau kawin kontrak
Mewajibkan
adanya saksi dalam setiap perceraian
Mengharamkan
sembelihan ahli kitab
Mengharamkan
laki-laki muslim menikah dengan wanita ahli kitab
Dalam
masalah warisan, mereka mendahulukan anak paman yang seayah dan seibu ketimbang
anak paman yang seayah
Tidak
mengakui syariat al-mashu 'alal-khuffain (mengusap dua sepatu) sebagai
pengganti cuci kaki dalam wudhu'.
Di dalam
lafaz azan, mereka menambahkan kalimat Asyhadu anna 'Aliyyan waliyullah (Aku
bersaksi bahwa Ali adalah wali Allah) dankalimat Hayya 'ala khairil 'amal (Mari
kita melakukan amal terbaik).
Landasan
Fiqih
Adapun dari
sisi landasan dasar fiqih mereka, juga ada beberapa perbedaan mendasar, antara
lain:
Dalam
masalah penggunaan dalil-dalil fiqih, mereka memilih hanya menggunakan
hadits-hadits yang diriwayatkan oleh ahlul bait saja. Sikap mereka ini mirip
dengan mahzab teman mereka, yaitu mazhab Az-Zaidiyah yang juga menolak semua
hadits riwayat para shahabat selain ahlul bait. Mereka punya kitab hadits
khusus yang berjudul Al-Kafii fi ilmid-diin, susunan Al-Kulainiy (Muhammad bin
Ya'qub bin Ishaq Al-Kulainiy Ar-Razy -328 H), berisi 60.099 hadits hadits yang
semuanya diriwayatkan dari jalur ahlul bait. Di dalam kutubussittah termasuk
shahih Bukhari dan Muslim, hadits-hadits ini juga ada termuat dengan dinomorkan
dengan nomor Zaid.
Mereka
mengedepankan ijtihad namun menolak qiyas yang tidak disertai nash tentang 'illat-nya.
Mengingkari
ijma' kecuali bila di dalam ijma' itu ada imam yang ikut serta.
Rujukan
dalam semua masalah fiqih hanya terbatas kepada ulama dari imam mereka saja.
Kitab-kitab
fiqih yang masyhur di kalangan mazhab ini adalah kitab-kitab yang khas ditulis
oleh para ulama syiah, seperti Basyairud-darajat fi Ulumi Aali Muhammad karya
Ibnu Farrukh. JugaRisalah Al-Halal wal Haram susunan Ibrahim bin Muhammad Abi
Yahya Al-Madani Al-Aslami. Berisi riwayat dari Al-Imam Ja'far Ash-Shadiq.
Adapun dari
sisi aqidah, mazhab ini mengakui keimaman 12 orang dan mereka semua itu
dianggap sebagai makshum (tidak kena dosa). Imam yang pertama adalah imam Abul
Hasan Ali Al-Mutadha, sedangkan yang terakhir adalah Muhammad Al-Mahdi
Al-Hujjah, yang kini masih belum menampakkan diri.
Namun secara
fiqih dan di luar masalah aqidah, Dr. Wahbah Az-Zuhaili menuliskan dalam
Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu bahwa mazhab ini sangat dekat dengan mazhab
As-Syafi'i. Bahkan beliau mengatakan bahwa dalam pendapat-pendapat
fiqihnya,kira-kira ada17 perbedaan sajadengan fiqih ahli sunnah. Salah satunya
yang paling utama adalah masalah menghalalkan nikah mut'ah. Ahlussunnah
seluruhnya sepakat bahwa nikah mut'ah itu haram dan tidak ada bedanya dengan
zina.
Mahzab ini
sekarang banyak tersebar dan digunakan di Iran dan Iraq, di mana saat ini kita
menyaksikan kedua kelompok umat Islam sedang diadu domba oleh pihak barat.,
sebagaimana analisa Dr. yusuf Al-Qaradawi.
No comments: