Mengenal lebih dekat Andalusia
Andalusia
adalah sebuah komunitas otonomi Spanyol. Andalusia adalah wilayah otonomi
paling padat penduduknya dan kedua terbesar dari 17 wilayah yang membentuk
Spanyol. Ibu kotanya adalah Sevilla. Nama Andalusia berasal dari nama bahasa
Arab "Al Andalus", yang merujuk kepada bagian dari jazirah Iberia
yang dahulu berada di bawah pemerintahan Muslim. Sejarah Islam Spanyol dapat
ditemukan di pintu masuk al-Andalus. Kejayaan Islam di Andalusia
diperlihatkan dengan berbagai kemajuan-kemajuan dalam banyak bidang seperti
bidang ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, teknologi dan masih banyak yang
lainnya. Kemajuan-kemajuan itu terjadi baik dari Daulah Islam di Timur (Daulah
Abbasiah) yang berpusat di Baghdad maupun Islam di Barat (Daulah Umayyah) yang
berpusat di Cordoba. Di masa khilafah Bani Umayyah yang berumur kurang lebih 90
tahun telah mencapai keberhasilan ekspansi ke berbagai daerah, baik di Timur
maupun di Barat dengan wilayah kekuasaan Islam yang benar-benar sangat luas.
Pada zaman khalifah al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani
Umayyah yang berpusat di Damaskus, umat Islam mulai menaklukan semenanjung Iberia.
Semenanjung Iberia adalah nama tua untuk wilayah Spanyol dan Portugal.
Sejak awal abad 5 M , wilayah tersebut
dikuasai oleh bangsa Vandals, maka dinamakan Vandalusia. Namun, sejak tahun 711
M, semenanjung Iberia dan wilayah selatan Prancis jatuh ke dalam kekuasaan
Islam, diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak itulah, wilayah
ini dikenal dengan Andalusia. Spanyol merupakan tempat paling utama dan
jembatan emas bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam dan hasil-hasil
kebudayaan Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, social, perekonomian,
maupun peradaban antarnegara. Orang-orang eropa menyaksikan kenyataan bahwa
Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangga
Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains. Adapun perkembangan peradaban
Islam di Andalusia (Spanyol):
1. Perkembangan
Pembangunan.
Kemajuan Bani Umayyah di Andalusia
diraih pada masa pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemajuan Kordova ditandai
dengan pembangunan yang megah diantaranya: al-Qashr al-Kabir , kota
satelit yang didalamnya terdapat gedung-gedung istana megah. Rushafat, istana
yang dikelilingi oleh taman yang di sebelah barat laut Cordova. Masjid jami’
Cordova, dibangun tahun 170 H/786 M yang hingga kini masih tegak. Al-Zahra,
kota satelit di bukit pegunungan Sierra Monera pada tahun 325 H/936 M. Kota ini
dilengkapi dengan masjid tanpa atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir
ditengah masjid, danau kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan
(margasatwa), pabrik senjata, dan pabrik perhiasan. (Jaih Mubarok, Sejarah
Peradaban Islam (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hlm. 71)
2. Perkembangan Ekonomi. Perkembangan
baru spanyol juga didukung oleh kemakmuran ekonomi pada abad ke-9 dan abad
ke-10. Perkenalan dengan pertanian irigasi yang didasarkan pada pola-pola
negeri Timur mengantarkan pada pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian yang
dapat diperjual-belikan , meliputi buah ceri, apel, buah delima, pohon ara,
buah kurma, tebu, pisang, kapas, rami dan sutera. Pada saat yang sama, Spanyol
memasuki fase perdagangan yang cerah lantaran hancurnya penguasaan armada
Bizantium terhadap wilayah barat laut Tengah. Beberapa kota seperti seville dan
Cordova mengalami kemakmuran lantaran melimpahnya produksi pertanian dan
perdagangan internasional.
3. Perkembangan Intelektual. Dalam
masa lebih dari tujuh abad kekuasan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai
kejayaannya di sana. Banyak sekali kontribusi bagi kebangunan budaya Barat.
Kebangkitan intelektual dan kebangunan kultural Barat terjadi setelah
sarjana-sarjana Eropa mempelajari, mendalami dan menimba begitu banyak
ilmu-ilmu Islam dengan cara menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan Islam ke
dalam bahasa Eropa. Mereka dengan tekun mempelajari bahasa Arab untuk dapat
menerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan Islam. Dalam sejarah Andalusia, kota
Toledo pernah menjadi pusat penerjemahan. Banyak sarjana-sarjana Eropa yang
berdatangan ke kota Toledo untuk belajar dan mendalami buku-buku ilmu pengetahuan
Islam. Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian
dalam bentangan sejarah Islam. Sains dan Teknologi. (Faisal Ismail, Paradigma
Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996), hlm.160) Masyarakat
Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari
komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang
spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara),
al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi
tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara
bayaran), Yahudi, Kristen Mujareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih
menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir,
memberikan sumbangan intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya
Andalusia yang melahirkan kebangkitan llmiah, sastra, dan pembangunan fisik di
Spanyol. (Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Grafindo Persada,
2004), hlm. 100) Disamping dari faktor kemajemukan masyarakatnya, negeri yang
subur juga mendorong negeri Spanyol dalam mendatangkan penghasilan ekonomi yang
tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir.
a. Astronomi Di bidang astronomi,
sarjana Islam al-Khawarizmi banyak sekali memberikan sumbangannya dengan
karya-karyanya dan mempunyai pengaruh terbesar terhadap kontribusi ilmu pasti
diantara semua penulis di abad pertengahan. Ia menulis buku al Jabr wa
al-Muqabalah, yang memuat daftar astronomi yang tertua dan al-Khwarizmi
merupakan orang pertama yang menyusun buku ilmu berhitung dan aljabar. (Faisal
Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996),
hlm.158) Namun disamping itu, tokoh yang paling terkenal dalam ilmu astronomi
adalah Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash. Ia dapat menentukan waktu terjadinya
gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat
teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang.
(Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2004),
hlm. 102) Ada pula Al-majiriyah dari Cordova, al-Zarqali dari Toledo dan Ibn
Aflah dari Seville, merupakan para pakar ilmu perbintangan yang sangat terkenal
saat itu.
b. Matematika Ilmu eksakta yakni matematika
mulai berkembang karena didorong dengan adanya perkembangan filsafat. Ilmu
pasti dikembangkan orang Arab berasal dari buku India yaitu Sinbad, yang
diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-fazari (154 H/ 771 M). ( Jaih
Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hlm.
73) Dengan perantara buku ini, kemudian Nasawi seorang pakar matematika
memperkenalkan angka-angka India seperti 0,1, 2, hingga 9), sehingga
angka-angka India di Eropa lebih dikenal dengan angka Arab.
c. Filsafat Sumbangan Islam dalam
filsafat tak kurang pula terhadap dunia Barat. Minat filsafat dan ilmu
pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M di masa Khilafah Bani Umayyah,
Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M). (Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam
(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2004), hlm. 101) Karya-karya ilmiah dan
filosofis dalam jumlah besar diimpor dari Timur, sehingga Cordova menjadi
perpustakaan dan universitas besar yang dapat menyaingi Baghdad sebagai pusat
utama ilmu pengetahuan didunia Islam.
d. Dalam keadaan ini, maka Spanyol
banyak melahirkan filosof-filosof besar. Tokoh pertama dalam sejarah filsafat
Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh (Ibn Bajjah). Ia lahir di
Saragosa, lalu pindah ke Sevilla dan Granada. Ia bersifat etis dan eskatologi
dalam masalah yang dikemukakannya seperti al-Farabi dan Ibn Sina. Magnum
opusnya adalah tadbir al-Mutawahhid.Tokoh kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail,
penduduk asli Wadi Asy (sebuah dusun kecil disebelah timur Granada. Karya
filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan. (Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2004), hlm. 101) Abad 12 sampai
abad 16, aliran Ibn Rusyd (1126-1198 M) mendominasi lapangan filsafat di Iberia
dan Eropa. Ibn Rusyd dari Cordova ini, dikenal sebagai komentator
pikiran-pikiran Aristoteles sehingga dijuluki Aristoteles II. Ia juga memiliki
ciri kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah tentang keserasian filsafat
dan agama. Sedang al-Kindi terkenal dengan menggabungkan dalil-dalil Plato dan
Aristoteles dengan cara Neo-Platonis. (Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan
Islam, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996), hlm.158-159)
e. Kedokteran Ada banyak sumbangan
Islam yang sangat menonjol dan telah menjadi dasar kemajuan Barat dalam ilmu
kedokteran. Dokter Islam, al-Kindi (809-873 M), telah menulis buku Ilmu Mata
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi Optics. Selain itu, terkenal
pula ar-Razi (865-925 M) yang oleh orang Barat-Latin disebut Rhazez. Ia
mengarang sebuah buku kedokteran berjudul al-Hawi. Buku tersebut telah
diterjemahkan oleh Faraj bin Salim (seorang tabib Yahudi dari Sicilia) ke dalam
bahasa Latin dengan judul Continens atas perintah Raja Farel dari Anyou. Ia memuat
dan merangkum ilmu ketabiban dari Persi, Yunani dan Hindu, dan hasil-hasil
penyelidikan. Ahli kedokteran yang terkenal pada saat itu antara lain adalah
Abu al-Qasim al-Zahrawi. Di Eropa ia dikenal dengan nama Abulcassis. Beliau
adalah seorang ahli bedah terkenal dan menjadi dokter istana. Ia wafat pada
tahun 1013 M. Di antara karyanya yang terkenal adalah al-tasrif terdiri dari 30
jilid. Selain al-Qasim, terdapat seorang filosuf besar bernama Ibn Rusyd yang
juga ahli dalam bidang kedokteran. Di antara karya besarnya adalah Kulliyat
al-Thib. Dokter islam lain yang terkenal adalah Ibnu Sina (Avecinna). Ia
menulis buku yang berjudul al-Qonun fit-Thib, diterjemahkan dalam bahasa Latin
dengan judul Qonun of Medicine dan menjadi buku pegangan diperguruan-perguruan
tinggi selama 30 tahun terakhir dari abad 15. Buku kedoteran lain Ibn Sina
berjudul Materia Medica memuat kira-kira 760 macam ilmu dipakai pedoman
terutama di Barat. Dikatakan oleh William Osler, bahwa diantara kitab-kitab
yang lain, kitab Ibnu Sina lah yang tetap merupakan dasar ilmu ketabiban untuk
masa yang paling lama. (Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam, (Yogyakarta:
Titian Ilahi Press, 1996), hlm.157-158)
f. Sastra Lahirnya karya-karya sastra di
dorong oleh kemajuan bahasa pada waktu itu. Bahasa Arab telah menjadi bahasa
administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol baik oleh orang-orang Islam
maupun non-islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli
mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik
keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Karya-karya sastra yang banyak
bermunculan, seperti al-‘Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirah fi
Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, kitab al-Qalaid karya al-Fath Ibn
Khaqan, dan banyak lagi yang lain. (Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam
(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2004), hlm. 103) g. Sejarah Dalam bidang ilmu
sejarah ternyata karya-karya ilmu sejarah ternyata juga memberikan sumbangan
dan pengaruh dalam pemikiran-pemikiran sarjana Barat. Ibnu Khaldun, melalui
karya Muqaddimah-nya, dialah yang pertama kali mengemukakan teori perkembangan
sejarah, baik berdasarkan penyelidikan faktor jasmani dan iklim, maupun
kekuatan moral dan ruhani. Sebagai orang yang mencari dan merumuskan hukum
kemajuan dan keruntuhan bangsa, maka Ibnu Khaldun dapat dianggap sebagai
pencipta ilmu baru, karena tak ada penulis Arab maupun Eropa yang mempunyai
pandangan sejarah yang sejelas itu dan mengulasnya secara filsafat. Buku
Muqaddimah Ibnu Khaldun menjadi tumpuan studi para ahli Barat dan ahli-ahli
lainnya, dan kebebasan Ibnu Khaldun diakui oleh sejarawan Toynbee. (Faisal
Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996),
hlm.159)
No comments: